Universitas Indonesia Conferences, 7th International Symposium of Journal Antropologi Indonesia

Font Size: 
Criminalization of Activists from the Agrarian and Environmental Movement in Indonesia after the New Order
Suraya A. Afiff

Building: Soegondo Building
Room: 522
Date: 2019-07-23 01:30 PM – 03:00 PM
Last modified: 2019-09-16

Abstract


Kriminalisasi terhadap aktivis gerakan sosial atau lingkungan kerap terjadi di sejumlah negara di dunia. Aktivis yang menjadi korban dari kriminalisasi dapat berasal dari warga setempat, anggota organisasi masyarakat sipil, atau bahkan akademisi. Kriminalisasi digunakan negara dan atau korporasi sebagai salah satu cara untuk meredam gerakan penolakan suatu proyek yang telah atau berpotensi merugikan kehidupan masyarakat dan atau lingkungan. Pada tingkat ekstreem, kriminalisasi dapat berujung pada terbunuhnya pimipinan gerakan dan aktivis yang dianggap menghalangi jalannya proyek yang dianggap strategis oleh negara dan korporasi. Di Indonesia, stigma sebagai penyebar ajaran komunis atau simpatisan PKI adalah salah satu dari berbagai strategi yang dapat digunakan untuk mengkriminalisasi aktivis dan masyarakat. Dalam sektor agraria, stigma ini kerap digunakan pemerintah di masa Orde Baru untuk membungkam siapa saja yang menentang pelaksanaan proyek perkebunan, kehutanan, dan pertambangan. Setelah Soeharto lengser di tahun 1998, penggunakan stigma di atas terhadap aktivis lingkungan berkurang secara signifikan, meskipun aturan yang terkait dengan pelarangan paham komunisme di Indonesia tetap belum dihapus. Pasca Order Baru, kriminalisasi, kalaupun ada, lebih banyak berganti dengan menggunakan strategi lain yang relatif baru, misalnya dengan menjeratnya lewat UU Informasi dan Transaksi Elek (ITE). Sehingga menjadi menarik untuk ditanya mengapa setelah lebih dari dua puluh tahun Orde Baru tidak berkuasa, justru di masa pemerintahan Jokowi, stigma komunisme muncul kembali sebagai salah satu strategi untuk mengkriminalisasi aktivis warga Tumpang Pitu yang memprotes kegiatan perusahaan tambang didesanya. Tulisan ini adalah salah satu langkah awal untuk memahami berbagai faktor yang mendukung (atau menghambat) digunakannya stigma komunisme oleh berbagai pihak sebagai strategi untuk meredam gerakan agraria dan lingkungan di Indonesia di masa pemerintahan pasca Orde Baru.

Keywords: Criminalization, Indonesia, stigma, Social Movement.