Universitas Indonesia Conferences, International Conference on Chinese Indonesian Studies

Font Size: 
BEBERAPA PENANDA ARSITEKTUR BANGUNAN KELENTENG DI PULAU JAWA Kajian Arkeologis
Agus Aris Munandar

Last modified: 2017-07-08

Abstract


Bangunan Kelenteng dikenal sebagai tempat peribadatan etnik Cina Perantauan di Indonesia yang masih melakukan persembahyangan agama leluhur mereka. Agama yang berkembang dalam kebudayaan Cina sebenarnya berpangkal kepada perpaduan 3 aliran filsafat, yaitu Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme. Ajaran itu dapat mempunyai bangunan peribadatannya sendiri-sendiri berbeda satu dengan lainnya, namun di Indonesia dalam era rezim Orde Lama bangunan Kelenteng merepresentasikan 3 ajaran secara bersama-sama. Kajian ini membahas perihal kekhasan bangunan kelenteng di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, karena kelenteng di Pulau Jawa cukup banyak sehingga dapat memilih data sesuai dengan perspektif kajian arkeologis, dalam hal tapaknya yang kuno atau bangunannya yang masih belum banyak mengalami perombakan. Dalam kajian arkeologis kunjungan ke beberapa kelenteng merupakan metode penting untuk melakukan, pengamatan langsung terhadap bangunan dan bagian-bagiannya dalam rangka analisis khusus terhadap kelenteng sebagai monumen masa lalu.  Ternyata bangunan Kelenteng di Jawa mendapat pengaruh dari kondisi sosial-politik dan budaya setempat, hal itulah yang membedakan bangunan kelenteng di Jawa dengan bangunan peribadatan etnik Cina lainnya di negara-negara lain.

 

 

Kata-kata kunci: arkeologi, etnik cina, konfusianisme, taoisme, buddhisme, voc-belanda, pengaruh, arsitektur